Edgar Allan Poe lahir dari pasangan David Poe dan Elizabeth Arnold Hopkins. Kedua orang tuanya pemain teater. Edgar menjadi yatim piatu dalam usianya yang relatif masih sangat muda. Dia diangkat dan dirawat oleh keluarga Tuan dan Nyonya Allan Sewaktu berusia dua tahun. Edgar seorang bocah yang memiliki pemikiran yang cerdas. Dia mampu menampung detail-detail, pengalaman serta impresi yang dijumpainya dalam pikirannya, seakan dia tahu kelak akan memerlukannya.
Edgar tumbuh besar bersama ayah angkat yang tidak menyayanginya. Beruntung ibunya tidak demikian. Sayang sekali Tuan Allan tidak melihat sisi kejeniusan Edgar kecil. Kejeniusan Edgar terlihat dari setiap karya puisinya. Nyonya Allan selalu ingin dibacakan puisi Edgar dan yang terbaru tentunya.
Sewaktu kecil dia sangat disenangi teman-temanya. Dia selalu menjadi panutan dan kebanggaan teman-temanya. Dia senang berolahraga.
Kepedihan dan terjalnya kehidupan dia lalui tanpa menyerah. Ayahnya mengirimya ke Universitas Virginia. Tak seperti kawan -kawanya yang diberikan banyak uang orang tuanya tanpa tahu digunakan untuk apa, Edgar hanya diberikan uang tanpa cukup untuk bisa membiayai kuliahnya. Inilah awal dia menyentuh minuman keras dan perjudian. Dia mulai mengikuti temanya berjudi berharap menang, tapi selalu kalah. Sesekali dia juga minum minuman keras. Dia banyak berhutang kepada orang lain. Meskipun ayahnya sudah diberi tahu olehnya kalau dia banyak hutang, ayahnya tetap tidak mau memberinya uang.
Kesengsaraan Edgar diperparah setelah kematian ibundanya, orang yang selalu menyayanginya. Dia terusir dari rumah tanpa mendapatkan apa-apa dari ayahnya. Tapi dia tetap tidak menyerah. Dia ingin menerbitkan kumpulan puisi dan ceritanya dalam bentuk buku. Tetapi selalu ditolak. Meskipun puisinya mendapatkan pujian yang luar biasa dari bnayak orang tapi tetap tidak ada yang mau menerbitkannya.
Karya-karya Edgar menceritakan tentang terror dan kematian. Dia membuat puisi untuk seorang perempuan yang dicintainya yang telah meninggal dunia. Puisi-puisinya mencerminkan indahnya pertemuan dengan sosok perempuan yang “sempurna” yang akhirnya direnggut perpisahan.
Edgar, seorang pecinta sains dan pengamat lapangan yang teliti, yang mampu menuliskan pikiran-pikiranya dengan detail . Karya-karyanya dianggap mampu menerobos waktu. Di saat kondisi fisiknya menurun, kegigihanya untuk mencipta sebuahkarya yang menurutnya “karya tersulit yang pernah dibuatnya”, melahirkan tulisan bertajuk Eureka (1848). Eureka , tulisan controversial, merupakan karya yang berkaitan dengan teori –teori Poe tentang berbagai penemuan sains yang (diimajinasikan) bakal terjadi di masa depan.
Berbagai tragedi kebrangkutan serta kemiskinan menderanya tak henti-henti. Akhirnya 7 Oktober 1949, Edgar terbating tentram dan sentosa seakan dia telah melewati lautan badai. Dia meninggal dunia dengan damai.
Sepenggal kisah itu termuat dalam buku "Edgar Allan Poe dan Sepilihan Karyanya" yang merupakan karya terjemahan oleh Tia Setiadi dan diterbitkan oleh Penerbit Interlude Yogyakarta.
Buku tersebut akan didiskusikan dan dibedah pada Selasa (8/1) pukul 09.00 WIB di Joglo Fakultas Sastra Undip Semarang.
Akan hadir sebagai pembicara, Siswo Harsono dosen Sastra Inggris FS Undip, Aulia Muhammad peminat dan pemerhati sastra yang juga Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Cyber News dan Tia Setiadi penerjemah buku.
Siswo Harsono akan mengupas buku dari sudut pandang seorang kritikus sastra. Dosen Sastra Inggris Undip itu akan mengajak audiens untuk membicarakan biografi sebagai sebuah kritik sastra. Aulia Muhamad akan membahas dari sudut peminat karya sastra yang membaca karya Edgar Allan Poe. Tia Setiadi selaku penerjemah buku akan bercerita lebih banyak mengenai proses penyusunan buku dari naskah asalnya.
Kegiatan ini terseselenggara atas kerjasama LPM Hayamwuruk, Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Sastra Undip dengan Penerbit Interlude Yogkarta. [ditulis oleh Eka Harisma]
*Untuk informasi kegiatan hubungi:
Gema Yudha: 081575339498
Zumala Nahari : 08882529244
No comments:
Post a Comment