19 October 2015

Perayaan Adat Dayak Lawangan


Perayaan ulang tahun Balai Adat Erai Pakat di Desa Patas, Gunung Bintang Awai, Barito Selatan, Kalimantan Tengah berlangsung meriah. Sebagai puncak perayaannya hari ini digelar ritual pembunuhan kerbau.

Si kerbau dikalungi tali sepanjang 7 meter yang diikatkan pada tiang. Ia lari ke sana kemari mengitari tiang. Para penghulu adat yang masing-masing sudah siap dengan sangkur di tangan menusukkannya ke bagian tubuh kerbau hingga hewan malang itu rubuh dan menyerah. Para warga yang sebelumnya menyaksikan dengan tegang pun bersorak.

Erai Pakat merupakan rumah adat suku Dayak Bawo/Lawangan. Asal-usul moyangnya bermukim di Gunung Bawo, wilayah Desa Bintang Ara, Kecamatan Gunung Bintang Awai.


Suku Dayak di Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah, banyak macamnya. Dayak Maanyan, Bakumpai, Lawangan mereka tinggal di sekitar aliran Sungai Barito. Dayak Kapuas yang merupakan populasi Dayak terbesar di Kalimantan Tengah bermukim di Kabupaten Kapuas.

Masing-masing punya bahasa dan acara adat sendiri. Dan hampir di setiap acara perayaan adat di situ bisa ditemukan acara judi-dadu yang dilegalkan. Termasuk di acara kematian.

Di acara adat Dayak Lawangan yang perayaanya selama seminggu ini, tiap malam sampai pagi digelar acara. Sementara di dalam balai adat digelar ritual tari-tari pemujaan, di luar balai tampak berjubel laki-perempuan, tua-muda bahkan anak-anak juga ikut duduk di lapak dadu bersama orang tuanya. Beberapa orang yang saya kenal membawa istri dan anaknya pasang dadu. Dari nominal seribu sampai jutaan. Tak ada tabu, tak ada malu. Dan memang tampak guyub, seperti hiburan pasar malam.

Untuk menjaga ketertiban, panitia membuat aturan. Siapapun yang bikin onar akan dikenakan denda. Ada seorang bandar yang harus membayar denda Rp 4juta dan menyiapkan 2 ekor babi serta ugo-rampainya, gara-gara menempeleng orang di arena wara. Kalau sampai melibatkan senjata-tajam, dendanya bisa lebih berat lagi.

Bupati Barito Selatan, HM Farid Yusran, mendapat gelar kehormatan dari Dayak Lawangan. Dalam sambutannya Bupati yang berasal dari Dayak Bakumpai bilang bahwa seharusnya hari ini dia diundang oleh Gubernur untuk rapat koordinasi masalah kebakaran hutan. Tapi si Bupati bilang kepada Gubernur bahwa dia lebih memilih mendatangi acara adat ini. Sontak ditepuki warga dengan gempita. "Halah bupati lebai banget," gumam saya di tengah kerumunan massa yang tersihir Bupati.

Tulisan yang masih berkaitan:



No comments:

Post a Comment