Nanda Junaidi, pemilik Istana Briliant menunjukkan keunikan kuenya yang memiliki rasa khas dan tahan lama. Pak ke dibuat berlapis untuk melindungi dari udara dan sekaligus bentuk kue.
Ya, kata mak Nyus itu benar-benar diucapkan oleh Bondan Winarno, sang pembawa acara Wisata Kuliner di salah satu stasiun TV swasta, ketika berkunjung ke Istana Brliant yang terletak di kawasan Simpang Lima Semarang, belum lama ini.
Tak aneh memang jika Istana Briliant menjadi pusat perhatian. Bahkan, kue yang memiliki ketahanan hingga 60 hari tanpa bahan pengawet ini telah dicatat oleh rekor Muri. Uniknya, selain mampu bertahan lama tanpa bahan pengawet, rasa kue tidak berubah.
Seperti saya sebelumnya, anda pasti akan bertanya, dengan apa kue itu bisa awet?
"Divakum. Sama sekali kita tidak memikirkan kekuatannya sampai begitu lama. Karena waktu itu cuma 9-10 hari. Kami terus mencari ide. Akhirnya kita nemukan alat. Nggak langsung, tapi melalui proses. 30 hari layak makan. 60 hari, layak makan. Dan sebetulnya sampai setengah tahun pun tak masalah. Tapi mulai mengering," tutur Nanda Junaidi, pemilik Istana Briliant, yang kami temui dikantornya di lantai 2.
Ada empat macam rasa yang ditawarkan Istana Briliant. Coklat, keju, kismis, dan almon. Semuanya dilapisi coklat. "Karena dasar kekuatan kita di coklat. Jenis apapun dilapisi coklat," aku pengusaha cake yang juga berbisnis gallery patung ini.
Karena perkembangannya begitu bagus, dari empat jenis itu kemudian dikembangkan lagi dengan merk Browneo. Coklatnya hitam. Orang kenal biskuit Oreo. Di istana Briliant dibuat cake. Lapisannya dari coklat. Karena ada permintaan dari pelanggan, dibuat juga lapisan dari coklat sehingga ada dua jenis browneo, yakni cream dan coklat.
Malam itu kami mencicipi kue Istana Briliant tiga rasa: coklat, almon dan keju. Kue tiga rasa ini dijual seharga Rp 55.000. Untuk jenis coklat satu rasa dijual Rp 50 ribu. Harga ini sesuai tarf per 1 Januari 2007. Memang benar, rasanya khas, tidak nempel, dan tidak eneg meski memakannya berulang-ulang.
Sebelum pulang, kami juga sempat mewawancarai salah seorang pengunjung. Tatik, ibu tiga orang anak ini malam itu datang bersama sang suami. Dirinya mengaku sudah beberapa kali datang ke toko kue yang bangunanya dari depan tampak seperti istana dengan empat menara ini.
“Kami dan anak-anak di rumah pada suka. Habis enak, mas,” katanya.
Sukses Istana Briliant ini memang tak mudah. Nanda dan sang Istri, Cyntia Margeratta, yang menjadi master resep kue khas Semarang ini telah mulai membuka usaha kue sejak tahun 80an. Mulanya bernama Luciana Cake yang buka di daerah Jagalan, Semarang Tengah.
Di awal tahun 90an, tiap dua tahun sekali Luciana Cake mengadakan pameran. Waktu itu, Nanda dan Cyntia sudah memproduksi dan memperkenalkan kue hasil buatanya kepada umum.
Tapi tiap makan, orang menyebutnya dengan merek lain. Karena yang dipakai untuk dicicipi itu bentuknya umum, coklat kuning dan tengahnya pakai selai. Karena itu mereka menunda rencana untuk launching. "Saya tidak ingin meniru. kita harus menciptakan yang lain," Nanda memberikan alasan.
"Kebetulan yang menciptakan istri saya. Dari tahun 1993 dia mencoba dan mencoba. Akhirnya kita ada ide dengan menggunakan coklat, bukan selai lagi. Nggak sengaja kita memang jual bahan-bahan juga. Waktu itu kita ditunjuk jadi distributor coklat dari Singapura," kisahnya.
Dikatakan Nanda, proses penemuan resep oleh istrinya itu didapatkan dari anugrah. “Anugrah itu tidak ada yang ngajarin. Anugrah itu dari atas. Sampai gramnya saja disebutkan,” ucapnya.
Kini Nanda mengelola dua usaha toko kue. Luciana Cake di jalan Thamrin 59 dan Istana Briliant di kompleks Simpang Lima. Diakui Nanda, hingga saat ini pengunjung yang datang ke Istina Briliant yang dilaunchingnya pada 21 September 2006 ini tidak begitu padat. Namun nama Istana Briliant sudah cukup dikenal. Kebanyakan adalah para wisatawan yang sedang berkunjung ke Semarang dan sengaja membeli untuk oleh-oleh.
Mereka beli untuk oleh-oleh dan titipan. Termasuk luar negeri. Ada yang ngirim ke Hong Kong, Australia. Yang mengagetkan ada turis dari Jepang. Dia tidak membeli 10 atau 20, tapi membeli lebih dari 50 pak. Katanya mau dibawa langsung ke Jepang.
Selain untuk oleh-oleh, kue Istana Briliant banyak dipakai untuk bingkisan-bingkisan pegawai instansi pemerintah maupun swasta menjelang hari raya. Maka menjelang lebaran, pesanan cukup padat. Satu lagi, beberapa selebritis ibu kota bahkan telah mencicipi kue Istana Briliant. Salah satunya adalah Ulfa. Jika ke Semarang, presenter kocak ini tak lupa menyempatkan mampir ke Istana Briliant.
“Ini bisa dikiirimkan ke manapun dan ber-MC bukan PIRT. Ada ijin dari Depkes. Pemeriksaanya sampai pusat Jakarta,” pesannya kepada pembaca yang ingin memesan kuenya.
Bung Udin,
ReplyDeleteSeingat saya, saya tidak pernah menampilkan Istana Brilliant di Wisata Kuliner TransTV. Karena itu, istilah mak nyus juga belum pernah saya ucapkan tentang produk ini.
Salam,
Bondan Winarno
Oh begitu ya... Oke, saya akan ralat. info ini saya dapatkan dari salah seorang narasumber di istana briliant. dia bilang, sampeyan pernah ke sini. maaf jika saya tak klarifikasi ke anda...
ReplyDeletetrims sudah mampir ke blog saya..senang mengenal anda. oh ya, teman saya, menulis esai tentang anda. silakan baca di sini
kebetulan saya baru membaca blog ini, setelah membaca dari awal. kenapa ada kata mak nyus dari bapak bondan winarno dr trans tv? saya juga bingung. Sementara dari pihak kami ( istana oleh-oleh brilliant) tidak pernah menyampaikan hal itu. jadi saya minta diklarifikasi bahwa anda mendapat info darimana?
ReplyDeletedan memang benar bahwa istana oleh2 brilliant sudah pernah diliput oleh trans tv tapi untuk acara jelang siang dan wartawan yg meliput bernama patriaji.
untuk bapak Bondan saya selaku dari pihak Istana Oleh- Oleh Brilliant meminta maaf yg sebesar2 nya mengenai hal ini.
terima kasih.
salam,
lucia