Berkirim SMS di hari Lebaran merupakan media yang paling banyak dipilih orang. Ini memang bukan berdasarkan survei, tapi saya sendiri adalah salah satu korbannya. Selain mengirim SMS lebaran ke beberapa teman, saya juga menerima puluhan SMS lebaran yang jumlahnya sampai tak tertampung di kotak pesan yang disediakan ponsel saya.
Bunyinya macam-macam. Dari SMS lucu, sampai yang berisi kata-kata puitis. Iseng-iseng saya membaca-baca ulang SMS-SMS itu, eh ternyata ada beberapa yang mirip. Saya tak tahu pasti, dari mana mereka mendapatkan inspirasi SMS-SMS itu. Mungkin saja mereka memanfaatkan layanan content SMS.
Saya berpikir, ternyata kebanyakan orang punya bakat menciptakan kata-kata puitis, yang kadang narsis juga. Tapi nggak ada yang salah juga dengan narsis, karena dari situ seseorang jadi bisa berefleksi.
Kalau saya pribadi memilih SMS sebagai media untuk mengucapkan lebaran karena beberapa alasan. Pertama, jelas saja hemat biaya, jika dibanding dengan biaya untuk menelpon apalagi berkunjung ke tempat yang bersangkutan, atau mengirim kartu ucapan Lebaran. Tapi repot juga, operator yang saya pakai bermasalah beberapa pekan ini. Memang tarif yang dipasang lumayan murah, tapi banyak pesan yang tidak sampai ke tujuan.
Kedua, dengan SMS kita bisa menyampaikan pesan secara lebih bebas dan privat. Bebas maksudnya, jika mungkin saja anda tak bisa mengungkapkannya dengan berbicara langsung maupun lewat telepon, maka dengan SMS anda tak perlu malu. Biarlah kata-kata yang berbicara. Eits, tapi menjadi tidak bebas, karena fasilitas SMS untuk beberapa ponsel dibatasi jumlah maksimal karakternya.
Privat, dengan SMS anda bisa menyampaikan langsung ke orang yang dituju. Kecuali kalau anda salah menirim. Coba kalau anda menitipkannya ke orang lain, ada kemungkinan pesan anda akan dibaca dulu, he2. Jadi nggak aman kan.
Nah, bagaimana jika dari sekian SMS yang anda kirim ke teman-teman anda itu, ternyata ada yang kelupaan. Dan ternyata yang tidak dikirimi ini justru seseorang yang spesial buat anda: mantan pacar, teman sebangku waktu sekolah, guru favorit, gebetan atau target baru.....
Kejadian seperti ini seharusnya jangan sampai terulang, karena ini bisa mengurangi rasa respek seseorang itu kepada kita. Ya, kalaupun itu terjadi, namanya juga manusia, apalagi alatnya juga buatan manusia pula, ya berilah alasan yang agak masuk akal.
Anda bisa mengatakan, "I am so sorry, Jaringan lagi error", "HP kemaren lagi rusak, lowbat" atau alasan yang agak masuk akal lainnya. Tapi, jangan bilang "eh sori, aku lupa nomor kamu", atau "maaf, kemarin lagi nggak punya pulsa".
Bagaimana jika alasan yang masuk akal itu tidak sesuai realita. Sekarang pilih mana, anda dianggap nggak masuk akal, atau dicap pelit berkirim SMS?
Saya punya pengalaman menarik dari sekian SMS Lebaran yang saya terima. Salah satu SMS itu ternyata dikirim oleh seseorang yang selama ini sering saya cueki. Dari sini, saya jadi bisa belajar betapa pentingnya arti maaf-memaafkan di hari Lebaran, yang meski cuma dirayakan lewat tradisi berkirim SMS.
Barangkali ada teman yang belum saya sapa, buat siapa saja yang mengenal saya, untuk orang yang tengah membaca tulisan ini, saya ucapkan Selamat Idul Fitri 1427 H bagi yang merayakannya. Mohon maaf lahir dan bathin, mohon dimaafkan segala kesalahan saya.
*Versi lain bisa disimak di http://embunkehidupan.blogspot.com
Selamat Hari Raya Idul Fitri...
ReplyDeleteMaaf lahir batin
(titip sampaikan ke dosen2 yaa, hehehe)
Aku jg nggak mengirim atau membalas sms Din. Alasannya ada dua. Filosofis dan pragmatis.
ReplyDeleteMau denger yang mana? :)
To Dewie:
ReplyDeletemakasih ya, dah singgah ke blog saya. salam mbak (kalo nggak lupa) akan saya sampaikan. tapi sekarang saya jarang ke kampus. ke kampus kalo malam2 aja. soale malu ntar ditanyain skripsi, he2
mau dong dikirimi bukunya:)
Ikram:
alasannya filosofis, weh2, apaan tu Kram?
Mau dengar yang mana, maksudnya SMS teman lama itu? Wah cuma biasa aja sih bunyinya. Cuma aku merasa malu karena orang yang mengirim itu adalah orang yang dulu pernah akrab. sangat dekat.