31 October 2005

Kenapa kader PKS dendam pada media?

Tanggapan posting email Radityo Djasjoeri 'Benarkah Kader PKS Dendam Kesumat pada media?'

Kader PKS tak seharusnya merasa resah kalau aktivitasnya tidak diliput oleh media? Bukankah mereka melakukanya secara ikhlas, karena diniati ibadah?

PKS ingin menjadikan perangkat negara ini lebih islami? Yang gimana sih yang dimaksud islami itu, apakah yang diluar PKS lantas tidak islami? Memangnya mau bikin negara sendiri.

PKS partai kecil yang punya taring. Betul, karena simpatisanya tidak seperti parpol lainnya. PKS punya simpatisan kader yang militan. Nggak apa-apa sih asal nggak anarkis. Jangan sampai nanti membakar kantor media gara-gara memboikot meliput aktivitas mereka.

Meski partai baru, PKS relatif cepat pertumbuhan kadernya. Hal itu karena adanya pembangunan citra yang positif. Siapa yang berpengaruh? Tentu media juga terlibat di dalamnya. Sikap para pengelola partai yang santun, yang alim, yang menerpakan hidup sederhana banyak disoroti.

Tapi, soal isu kenaikan harga BBM, mana suara wakil-wakil PKS? Sama saja kan. Citra PKS lambat laun akan semakin pudar, bila para wakil-wakil dan pengelolanya hanya mengandalkan permainan citra. Seperti juga SBY yang dimenangkan oleh karena pembangunan citra oleh media. PKS juga sama telah dicitrakan sebagai partai bersih.

Sekarang, tentu tidak cukup. Perlu ada bukti. Rakyat saja sekarang mungkin sudah tak lagi simpati pada pemerintahan SBY. Bisa jadi (atau malah pasti) SBY tak akan dipilih lagi dalam kesempatan pemilu mendatang, andai saja dia maju sebagai calon presiden lagi. PKS juga sama, sangat mungkin akan ditinggalkan oleh kader-kadernya, termasuk kader yang militan.

Sudahlah, tidak usah terlalu mempersoalkan mana yang islami dan mana yang tidak. Lagian buktinya mana? Apakah wakil-wakil PKS yang duduk di dewan perwakilan rakyat sana yang katanya lebih islami itu mampu membawa perubahan, mampu menghentikan korupsi yang tambah marak? Jangan cuma diam saja dong. Atau jangan cuma koar-koar saja tapi tak ada tindakan.

Kita perlu lebih arif terhadap golongan yang lain. Menjadi mayoritas bukan berarti bisa sewenang-wenang terhadap yang lebih minoritas. Umat islam di Indonesia harus memberikan contoh yang baik pada umat beragama yang lain, bahwa umat mayoritas mau mengayomi yang minoritas. Kader PKS harusnya bisa memberi contoh, dengan tidak mengobarkan sentimen agama.

*Diskusi selanjtnya di Milis Jurnalisme

Tulisan yang masih berkaitan:



No comments:

Post a Comment