12 November 2004

Menanti Berkah di Musim Mudik

Ada sebuah fenomana menarik menjelang lebaran tahun ini. Lebih dari 160.000 Tenaga Kerja asal Indonesia illegal akan mudik dari malaysia (Kompas, 25/10/2004).

Barangkali itu adalah salah satu berkah dari lebaran kali ini. Ternyata lebaran mampu menjinakkan pemerintah negeri tetangga untuk ‘sementara’ waktu membebaskan TKI illegal meninggalkan negeri jiran itu. Patut disyukuri akhirnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa menghirup udara kebebasan untuk menikmati lebaran di kampung halamannya masing-masing.

Terlepas dari itu, bagi bangsa Indonesia lebaran bukan sekadar acara keagamaan setelah umat muslim melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Di situ juga terkait permasalahan budaya dan kegiatan sosial kemasyarakatan yang telah tertanam begitu kuat. Diantaranya adalah tradisi mudik menjelang lebaran.

Setiap tahunnya, mudik menjadi acara rutin tersendiri bagi masyarakat. Uniknya, tidak hanya kaum muslim saja yang memanfaatkan momen ini untuk merayakan lebaran bersama keluarga, namun juga umat lain sekadar untuk bersilatur-rahim sanak keluarga di kampung halamannya.

Karena lebaran menjadi hari raya bagi semua orang, kebutuhan akan sarana transportasi mengalami peningkatan yang berlipat ganda. Bahkan untuk menghindari kemacetan menjelang lebaran, sebagian para pemudik pulang lebih awal. Atau mungkin karena khawatir tidak kebagian tiket bus diakibatkan lonjakan pemesanan tiket yang tak dapat diprediksikan.

Di sisi lain, ada sekelompok pemudik yang menikmati perjalanan mudiknya dengan menggunakan sepeda motor. Mereka biasanya beramai-ramai mudik bersama rekan seprofesinya yang kebetulan juga bertempat tinggal di daerah yang sama. Cara mudik yang satu ini menjadi kenikmatan tersendiri bagi mereka untuk menghemat biaya transportasi dan sekaligus menikmati perjalanan mudiknya dengan be-reli motor.
Alasan lainnya, ternyata mudik dengan menggunakan sepeda motor akan relatif lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Karena seringkali terjadi jebakan antrian kemacetan yang cukup panjang di beberapa kota besar. Sehingga angkutan bus menjadi tidak efektif bagi para pemudik.

Jalan keluarnya adalah dengan menggunakan kereta api sebagai transportasi mudik alternatif. Jalur kereta api relatif lebih cepat dan lebih aman, dan tentu juga lebih murah ketimbang menggunakan transportasi jalur darat lainnya karena tidak akan mungkin terjebak kemacetan. Namun sayang persedian transportasi ini seringkali kuwalahan dalam memenuhi permintaan para pemudik.

Dari tahun-ketahun korban kecelakaan terutama kecelakaan di jalan raya selalu terulang. Seringnya kecelakaan yang terjadi diduga karena kelalaian para pengemudi. Para sopir bus yang tidak mematuhi rambu lalu lintas atau para pengendara sepeda motor yang memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan mudiknya hingga akhirnya menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Apabila diperhatikan, sebenarnya ada faktor lain penyebab terjadinya kecelakaan pada musim mudik. Banyak terdapat titik-titik rawan kecelakaan dan titik kemacetan di sepanjang jalur pantura belum diuraikan jalan keluarnya hingga sekarang.

Permasalahan ini seharusnya segara ditanggapi oleh pemerintah untuk mengantisipasi meningkatnya kasus kecelakaan mudik tahun ini. Hal yang bisa ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah daerah (pemda) setempat. Titik-titik rawan kecelakaan bisanya terjadi karena lebar jalan yang tidak memadai. Kemudian solusi lainnya, pemda dapat mencarikan jalur lintas alternatif untuk para pemudik guna mengurangi kemacetan lalu lintas.

Kemudian pemerintah juga perlu bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Pelayanan transportasi dipersiapkan sebaik mungkin terutama transportasi darat yang relatif lebih murah. Sehingga diharapkan pemudik bisa merasakan kenyamanan dalam perjalanan mudiknya tanpa perasaan cemas akan kemacetan.

Meningkatnya lonjakan penumpang pada masa lebaran sebisa mungkin harus diimbangi dengan persedian sarana transportasi yang memadai. Akibatnya permintaan akan bahan bakar minyak (BBM) akan meningkat. Oleh karena itu, upaya menekan seminim mungkin terhadap permintaan BBM perlu dilakukan. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan transportasi kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi mudik.

Meskipun di satu sisi transportasi yang satu ini terhitung lebih efektif, namun di sisi lain juga akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan negara karena harus mensubsidi kebutuhan BBM selama musim mudik. Masyarakat tentunya pun akan bisa lebih bersantai dengan menggunakan transportasi bus atau kereta api ketika jaminan pelayanan pun ditingkatkan.

Pekerjaan besar tersebut segera harus diselesaikan oleh pemerintah secepat mungkin sebelum menyusul para pemudik dari Malaysia tiba. Sedusta apapun perbuatan para TKI menyelundup ke negeri tetangga itu seharusnya menjadi tanggung jawab bagi pemerintah untuk segera mencarikan lapangan kerja bagi mereka. Apabila pemerintah negera lain telah berbaik hati pada rakyat Indonesia memulangkan TKI ilegal dengan cara damai, kenapa pemerintah sendiri tidak mencotohnya. Apabila hal itu dilakukan, mudik tahun ini tidak sekadar tradisi, akan tetapi akan membawa berkah bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tulisan yang masih berkaitan:



No comments:

Post a Comment