26 June 2008

Zaskia dan Aib Sinetron Religi

Jilbab warna biru yang membalut paras manis Zaskia Adya Mecca tampak kontras dengan sebatang rokok yang menancap dibibirnya. Ini bukan adegan dalam sinetron, tapi justru dilakukan di sela-sela syuting sinetron Munajat Cinta.


Munajat Cinta adalah salah satu judul sinetron yang dibintangi dara manis mantan pacar Syahrul Gunawan yang kini dikabarkan dekat dengan sutradara muda Hanung Bramantyo itu. Selain Munajat Cinta, masih berderet sinetron dan film layar lebar yang telah melibatkan perannya. Menyebut diantaranya "Kun Fayakun", "Ayat-Ayat Cinta", akan menyusul "Ketika Cinta Bertasbih" dan yang pertama kali melejitkan namanya sinetron "Kiamat Sudah Dekat" arahan sutradara Deddy Mizawar.



Berkat perannya di sejumlah tayangan religius itu, para pemirsa dan pengagum mengenal Zaskia sebagai sosok perempuan salehah. Penilaian itu wajar ketika kita menghubungkan dengan perannya di "Kiamat Sudah Dekat" sebagai "Sarah" yang pandai mengaji. Para fans pun tentunya menduga dan berharap bahwa apa yang diperankan idolanya dalam sinetron sejalan dengan perilaku kesehariannya.

Tapi image Zaskia kemudian justru dibantah sendiri oleh infotaiment yang selama ini telah turut serta membesarkan namanya. Dalam Bibir Plus pagi di SCTV dikabarkan Zaskia tengah pesta rokok di lokasi Syuting ditemani kekasihnya Hanung Bramantyo dan teman syutingnya, Baim Wong. Foto-foto Zaskia yang tengah merokok pun kini telah beredar luas di internet.



Demam Simbol

Kabar miring Zaskia itu akan mengejutkan siapa saja yang selama ini mengenalnya lewat layar kaca. Anda barangkali akan bilang, Zaskia ternyata tak ubahnya sejumlah selebritis lain yang manis di depan kamera tapi perilakunya liar ketika di luar tuntutan perannya.

Lepas dari kesahihan gosip infotainment dan gambar yang beredar di internet, masyarakat tak perlu memberikan reaksi yang berlebihan. Dalam dunia peran, siapapun bisa menjadi apa yang diinginkan oleh sang sutradara. Dan kebetulan saja Zaskia dianggap lebih pas, atau dalam istilah pasar lebih marketable, untuk memerankan sosok muslimah yang salehah. Di luar itu, Zaskia punya otoritas penuh untuk menjalani kehidupannya sendiri.

Sikap semacam itu penting untuk menghindarkan sentimen kita terhadap simbol agama dan perilaku --kalau merokok bagi perempuan, apalagi dia berjilbab dianggap-- menyimpang sang penyandang atribut. Saya tidak sedang mempermasalahkan Zaskia yang mengenakan jilbab dan oleh karenanya ia tak boleh merokok. Tapi ingin menunjukkan betapa hebatnya media membangun citra seseorang, dalam hal ini Zaskia Adya Mecca.

Jika karena ulah FPI yang mengenakan pakaian jubah putih dan menggunakan nama Islam, namun dalam aksinya kerap melakukan kekerasan, lantas kita mencurigai setiap orang yang kita jumpai berpenampilan layaknya FPI sebagai ancaman. Jika demikian halnya, maka efek dari Zaskia yang kedapatan merokok itu akan menjadikan kita menanam curiga kepada setiap perempuan yang berjilbab dengan anggapan negatif.

Kondisi yang sama, sikap sejumlah negara barat yang demam terhadap islam sebagai akibat gerakan sejumlah kalangan muslim --yang disebut barat- fundamentalis yang dianggap akan mengancam perdamaian dunia. Meski dalam satu pihak kalangan muslim itu menganjurkan kekerasan dalam perjuangannya, namun kekerasan itu sebenarnya juga sebagai reaksi atas sikap barat sendiri yang banyak mencampuri negara lain, termasuk negara muslim.

Sikap kita yang mencurigai setiap orang yang berjubah, dan juga negara barat yang demam terhadap Islam, sebagai akibat cara pandang yang menempatkan simbol dan atribut di atas perilaku orang perorangnya. Yang kita pandang adalah jubahnya, yang membuat demam adalah orang islam yang melakukan kekerasan. Padahal jubah itu putih, islam itu damai.

Efek Pencitraan

Kembali ke Zaskia, pembangunan citra bagi seorang aktris itu penting. Ia menjadi semacam bumbu penglaris untuk menguatkan image yang diperankan. Sebagian masyarakat kita tampaknya tak menyadari hal itu. Mereka berharap banyak bahwa sang idola yang mereka kenal lewat layar kaca demikian adanya dalam dunia keseharian. Ekspektasi para fans terhadap idolanya akhirnya berujung dengan kekecewaan ketika mereka mengetahui jika sang idola cuma tampil manis di layar kaca, tapi tidak demikian halnya dalam dunia nyata.

Zaskia tak salah. Mau merokok atau menjadi pelacur sekalipun itu adalah haknya. Tapi tentu ia akan menyadari bahwa dengan terkuaknya aib itu akan menjadi batu sandungan bagi karirnya. Bisa saja ia akan dengan sekuat tenaga menutupi, mengelak, tapi tampaknya juga akan percuma.

Ibarat barang dangangan, brand bernama Zaskia telah cacat. Kelalailan atau kecolongan dalam menjaga citra produk yang dijualnya sungguh sebuah kesalahan yang fatal, tentu saja jika dilihat dari sisi pemasaran. Segmen pasar yang telah dibidik selama ini telah keruh.

Jika pun fans akhirnya menghujat dan memilih meninggalkan Zaskia, itu bukan salah mereka. Tidak bijak juga kita menyebut mereka sebagai penonton tidak dewasa. Audiens film dan sinetron di negeri ini sebagain besar tampaknya masih melihat figur di belakang aktor, bukan semata karena kecakapannya dalam berakting. Tapi jangan lupa, mereka juga yang telah turut melariskan sinetron dan film bercorak religius yang booming belakangan ini. Meski ada juga yang menikmati akting Zaskia dan aktor lainnya dalam film tanpa peduli kesehariannya.

Zaskia punya pilihan untuk meraih kembali simpati dan kepercayaan dari para fans dengan membuktikan bahwa gambar itu tidak benar adanya, bahwa gambar itu dalam rangka tuntutan peran, atau mengundang pakar spesialis dalam soal ini Roy Suryo untuk bersaksi bahwa gambar itu palsu.

Tapi jika itu benar, dan Zaskia berbohong untuk menutupi kenyataan itu, maka akan percuma saja. Jika kabar miring itu benar, katakan saja apa adanya. Pengakuan Zaskia meski pahit akan membantu publik penikmat sinetron dan film di negeri ini menempatkan posisinya.

Bagi saya pribadi, apapun yang terjadi dengan Zaskia, selama dia bisa menunjukkan aktingnya dengan baik, tidak sekadar bintang karbitan yang dipoles untuk memenuhi keinginan pasar, Zaskia akan tetap anggun dengan jilbabnya.

Tulisan yang masih berkaitan:



11 comments:

  1. Sekarang sazkia yang diributkan, kemarin hari si rianti cartwright juga.

    Ah kalau saya sih selalu menganggap mereka juga manusia..:)

    Salam kenal!

    ReplyDelete
  2. makanya, apabila sebuah brand sudah dikomunikasikan positioningnya, maka dia harus konsisten

    ReplyDelete
  3. zasia, zaskiu,zaskitul,zaskinah ataupun zaskini... itu hanya merek.

    kerudung, topi, caping, daun pisang... itu hanya tudung kepala.

    dunia serba bebas, jangankan rokok. kabel strum menyala juga boleh. bara api juga silahkan.

    makin banyak orang rusak, makin cepat kiamat. bubar jamane. habis masa saling hujat, saling iri, saling cemooh.

    semua sudah punya otak sendiri-sendiri. mau ya dibilangin, ndak mau ya udah biarin. mendingan mengidolakan diri sendiri, dari pada artis.

    salam kebebasan,
    salwangga

    ReplyDelete
  4. piye dab...dunia dah makin ga juelas
    lha wong udah diberi kepercayaan dari masyarakat..kok ga bisa jaga.
    apalagi dia jadi ikon bank syariah jg lho...blm lg acara2 yg berbau syar'i..eh, dasar kelakuan 'sipate manungso'..
    eling mbakyu....

    ReplyDelete
  5. zaskia..kamu ada bakat buat iklan Djarum Super!

    ReplyDelete
  6. itulah politik pencitraan

    ReplyDelete
  7. weeww, la terserah mau ngapain orang resiko kan tanggung sendiri ya kaaan, lam kenal ya

    ReplyDelete
  8. http://infoblogandi.blogspot.com/

    ReplyDelete
  9. wah keren sinetronnya sampe kebawa ku dunia nyata :D

    ReplyDelete