Insiden sundulan kepala yang dilakukan Zinedine Zidane, ternyata tidak mengurangi pengakuan atas kehebatannya di lapangan hijau. FIFA secara resmi menobatkannya sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2006.
Hadiah kartu merah yang diterima Zinedine Zidane masih menyisakan tanda tanya. Apa yang memicu kapten tim Prancis itu menyundul dada Marco Materazzi, hingga bek Italia itu terjatuh. Sejumlah kalangan pun menduga, Zizou diprovokasi.
Berlin, Jerman. Insiden sundulan kepala yang dilakukan Zinedine Zidane, ternyata tidak mengurangi pengakuan atas kehebatannya di lapangan hijau. FIFA secara resmi menobatkannya sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2006.
Zinedine Zidane mendapat kartu merah setelah menyundul dada bek Itali, Marco Materazzi. Namun demikian, FIFA tetap menganugerahkan pemain terbaik Piala Dunia 2006 kepada kapten Les Blues itu.
Hadiah kartu merah yang diterima Zinedine Zidane masih menyisakan tanda tanya. Apa yang memicu kapten tim Prancis itu menyundul dada Marco Materazzi, hingga bek Italia itu terjatuh. Sejumlah kalangan pun menduga, Zizou diprovokasi.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua panitia Piala Dunia 2006 Franz Beckenbauer. Ia yakin kapten tim Prancis Zinedine Zidane diprovokasi oleh pemain belakang Italia Marco Materazzi. "Ada sesuatu yang dikatakan kepada Zidane. Ia biasanya pribadi yang tenang dan tidak berbahaya," kata Beckenbauer, Senin (10/7) WIB.
Tak hanya para pendukung yang merasa ganjal dengan apa yang terjadi di insiden kartu merah Zidane. Striker Prancis Thierry Henry pun dibuat bingung. "Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Tapi, saya pikir, keputusan wasit mengeluarkan kartu merah berdasarkan bukti rekaman video (televisi) bukanlah cara atau tindakan yang benar," tutur Henry seperti dilansir AFP, Senin (10/7/2006).
Dikeluarkannya Zidane tentu sangat merugikan kubu Prancis. Ini juga diakui oleh Beckenbauer. "Timnya menjadi lemah. Kita semua tahu bagaimana sensitifnya Prancis jika kehilangan sang kapten," kata pria yang pernah merebut Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih itu.
Pengambilan keputusan wasit itu juga dipertanyakan. Wasit diduga kuat tidak secara langsung menyaksikan insiden sundulan kepala Zidane kepada Materazzi itu. Keputusan itu diambil setelah beberapa menit wasit diyakinkan oleh Gianluigi Buffon untuk berbicara kepada wasit keempat, yang kemudian memberikan informasi. Pemberitahuan dari wasit keempat inilah yang kemudian menjadi dasar wasit asal Argentina Horacio Elizondo mengeluarkan kartu merah.
Tetapi kemudian muncul pertanyaan. Benarkah wasit keempat melihat terjadinya insiden? Jika iya, mengapa begitu lama baru memberikan informasi? Atau mungkinkah wasit keempat lebih dulu melihat video replay?
Jika benar bahwa keputusan kartu merah Zidane itu diambil setelah wasit menyaksikan video replay, mengapa wasit tidak mencari tahu apa yang mendorong Zidane melakukan tindakan memalukan itu. Sebelum kejadian, ia sempat terlibat adu mulut dengan Materazi. Benarkah Materazzi telah memprovokasi Zidane. Bukankah itu juga merupakan pelanggaran?
Domenech meyakini ada sesuatu yang tidak bisa diterima Zidane yang keluar dari mulut Materazzi. Sampai sekarang objek pembicaraan keduanya tidak ada yang tahu, kecuali kedua pemain. "Saya tidak tahu. Saya pikir Materazzi mungkin terlibat. Mestinya terjadi sesuatu. Saya pikir Zidane tidak mungkin tiba-tiba bertindak seperti itu tanpa sebab dan kemudian mendapat kartu merah," katanya.
"Saya tidak tahu apa yang dikatakan Materazzi ke Zidane. Yang saya tahu adalah, man of the match bukan Andrea Pirlo, tetapi Materazzi. Dia mencetak gol, dan dia membuat Zidane diusir," ketus Domenech lagi.
Zidane Disebut Materazzi "Teroris"
Dari berita terbaru (baca: pialadunia.com) , ada dugaan Materazzi mengatakan Zidane "Teroris Kotor". Sebuah kelompok antirasisme bernama SOS Racism mengklaim memiliki informasi bahwa Zidane memang diprovokasi dengan cukup menyakitkan oleh Materazzi. Soal apa? Menyangkut identitas Zidane sebagai seorang muslim keturunan Aljazair.
Ekspresi penyesalan Zidane setelah insiden penyundulan memalukan itu, yang berakobat dirinya mendapat kartu merah.
"Dari beberapa sumber, agaknya pemain Italia itu menyebut Zinedine Zidane seorang 'teroris yang kotor'," demikian pernyataan SOS Racism dikutip YahooSport.
Hingga saat ini memang belum ada pernyataan resmi baik dari Zidane maupun Materazzi mengenai insiden yang melibatkan dua pemain itu.
Terlepas dari insiden memalukan itu, orang tetap tidak melakukan apa yang telah dilakukan Zidane. Zidane tetap menjadi pemain terbaik. Para fans Prancis tetap meneriakkan nama Zizou, sebagai bentuk kebanggaan mereka kepada sang idola. Sebaliknya, para supporter Prancis memaki Materazzi ketika bek Italia itu tengah menggirim bola. Kebesaran Zidane juga diakui oleh para rekan setimnya. Kendati Zizou terlibat insiden memalukan itu, mereka tetap bangga kepada sang kapten.
Tak hanya itu, kehebatan Zidane juga diakui oleh tim lawan. "Saya hanya melihat Zidane melakukan itu, tetapi saya tidak tahu mengapa. Bagaimanapun Zidane tetap pemain yang hebat dan salah satu yang terhebat," kata Man of the Match Andrea Pirlo.
Yang sangat disayangkan, insiden itu menjadi kenangan pahit bagi Zidane yang akan mengakhiri karir sepakbola internasionalnya setelah Piala Dunia tahun ini. Maka tak heran jika pada pengumuman pemenang usai pertandingan itu Zidane tak menampakkan diri.
Insiden itu akan dikenang oleh penonton yang hadir di stadion pertandingan, dan juga oleh para penonton di seluruh dunia yang menyaksikan pertandingan final Piala Dunia antara Italia-Prancis, yang akhirnya dimenangkan oleh Italia setelah melewati drama adu penalti. Tetapi, di saat yang sama, Zidane tetap akan diakui sebagai pemain yang terbaik.
thanks. nggak liputan langsung kok. cuma liputan jarak jauh, he2
ReplyDeleteZidane always the best fotbll player
ReplyDelete