23 December 2006

Penjelasan Aa Gym yang Mblunder

Setelah kabar pernikahan kedua Aa Gym menyebar luas, pengasuh pondok pesantren Darut Tauhid ini memberikan penjelasan kepada para santrinya. Ada dua poin penting yang disampaikan. Pertama, Aa merasa perbuatan yang dilakukan tidak salah, tidak melanggar hukum agama dan juga negara. Kedua, (sepertinya) ia ingin menghapus stigma burug poligami di masyarakat. Dengan kata lain, tindakannya ini sekaligus sebagai dakwah.

Benar, negara dan agama (agama islam, agama yang dianut oleh Aa) tidak melarang seorang melakukan poligami. Tapi jika karena kekhawatiran akan terjadinya TTM (teman tapi mesum) sebagai analogi mengambil keputusan poligami, ini jelas kurang tepat.

Tidak salah juga jika fenomena TTM sudah merajalela. Tapi tentunya hal semacam itu sudah terjadi sejak dulu. (Tradisi) selingkuh tentu saja tidak berlangsung sejak munculnya hits TTM yang dibawakan Ratu. Bukankah itu sifat naluriah manusia yang dilengkapi dengan hawa nafsu. Persoalannya, bagaimana manusia bisa mengendalikan hawa nafsu.

Saya pribadi menyebutnya konyol. Masak Aa Gym berpoligami karena takut melakukan TTM. Dengan kata lain, dia tak sanggup menahan nafsu. Maka dipilihnya poligami sebagai jalan keluarnya.

Analogi berpikir Aa Gym itu jelas merendahkan martabat manusia, dan tentu saja agama yang dijadikan sebagai sumber hukum. Apa ada jawaban lain, jika melakukan poligami itu karena kekuatiran terjadinya TTM, kalau tidak karena nafsu?

Mungkin Aa Gym akan menggunakan alasan yang kedua. Poligami yang dilakukan sekaligus sebagai dakwah. Ia ingin mengubah stigma buruk poligami di masyarakat. Jadi apa yang dilakukan itu bukan untuk dirinya, tapi ia ingin memberikan contoh bahwa poligami itu tidak (selamanya) buruk.

Mohon maaf, Aa. Menurut Saya penjelasan Aa ini bertele-tele, muter-muter, atau dalam bahasa Jawa mblunder.

Coba jawablah dengan jujur, apakah Aa menikahi Rini bukan karena tampilan visualnya yang menarik. Apalagi ia juga mantan model. Lagian seperti kata Aa, poligami kan boleh, tapi tidak dianjurkan. Mubah. Apakah sedimikian perlu Aa mendakwahkan sesuatu yang mubah ini?

Kapan niat dakwah itu muncul, apakah niat itu sudah muncul dari awal sejak Aa ingin menikahi Rini sebagai istri kedua. Atau baru muncul setalah berita ini tersebar luas, setelah Aa mendapatkan kritikan dari pengikut Aa. Jika niat itu baru muncul belakangan, apakah ini bukan hanya alasan Aa untuk menjaga nama baik?

Jika benar, Aa sudah merencanakan jauh hari, kenapa Teh Ninih terkejut waktu pertama kali mendengar kabar pernikahan kedua Aa itu. Seperti yang tampak pada layar televisi, istri pertama Aa itu menangis. Ia sepertinya sangat terkejut, perasaanya terpukul. Bukankah Aa adalah suaminya yang telah melahirkan beberapa anak darinya, yang tentu saja sudah teramat dekat dengan istri. Mana mungkin istri tak mengetahui kabar itu, atau kenapa Aa tak mengabari dulu sebelum akhirnya kabar itu tersebar luas. Apakah hubungan Aa dengannya sudah tak harmonis lagi?

Jika benar, Aa benar melakukan poligami untuk dakwah, menghapus stigma buruk poligami di mayarakat, saya harus acungkan jempol karena Aa (terlalu) berani mengambil resiko terburuk, yakni mengorbankan popularitas Aa sebagai tokoh agama.

Berikut ini adalah penjelasan Aa Gym dan istri pertamanya, teh Ninih, tentang pernikahan keduanya itu. Diambil dari http://rinrinjamrianti.multiply.com/reviews/item/47?mark_read=rinrinjamrianti:reviews:47

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, rekan-rekan sekalian. Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh kita semua. Saya akan menyampaikan, sesuatu yang sangat sangat penting, dan...hal yang dianggap akan menjadi hal yang strategis untuk siapapun yang menginginkan perubahan.

Saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh civitas santri daarut tauhiid, andaikata keputusan yang aa ambil ini membuat banyak ketidaknyamanan. Pertama, ketidaknyamanan perasaan karena informasi yang kurang jelas. Yang kedua, ketidaknyamanan. ..karena mungkin bertentangan dengan sebagian keyakinan. Yang ketiga, karena akan ada dampak bagi Daarut Tauhiid, MQ maupun Kopontren.

Keputusan berpoligami ini bukan hal yang ringan, saya sadar sepenuhnya akan dampak (baik dan buruknya). 5 tahun dibahas, prolognya sudah sering dibacakan, apa gerangan alasannya, mengapa mengambil resiko yang sangat besar seperti ini?

Pertama, kita lihat bahwa...kata poligami bagi sebagian masyarakat indonesia masih dianggap sesuatu perilaku yang buruk. Tidak heran bila ibu-ibu memberi nasihat..."Jangan berpoligami. ..!"

Apalagi dengan adanya kejadian ini, sms yang... -sebagian sms yang saya lihat-...ibu- ibu yang begitu marahnya, sampai mau meludahi, memukul kalau bertemu AA, buku-buku disobek, potret tidak mau dilihat. Ini adalah bukan hal yang membuat kita emosi, tapi ini peta(?tidak terdengar jelas), betapa belum semua orang bisa siap mendengar kata poligami.

Ini menjadi pikiran...shalat jalan, shaum jalan, haji, umrah...tapi ketika mendengar kata poligami...tersenga t. Menjadi marah, menjadi...ghibah, seakan ada hukum Allah yang salah. Saya mengerti...bahwa wanita begitu berat mendengar kata ini, dan ini manusiawi. Tetapi...manjadi tidak yakin kepada kebenaran, khususnya yang satu ini, menjadi memaki, memusuhi...ini yang harus kita bantu perbaiki.

Kita lihat juga, pada saat yang sama, pergaulan bebas, perzinahan, ttm...menjadi. ..sepertinya bukan sebuah perilaku buruk, masyarakat makin permissive terhadap hal ini. Saya sebetulnya menunggu akan ada tokoh yang berani mengubah paradigma ini, seperti zaman jilbab dulu.

Saudaraku sekalian, sesudah istikharah hampir satu tahun, maka...walaupun mungkin ada banyak kekurangan dan kesalahan di dalam pengambilan keputusan ini, saya memilih untuk melakukannya. Mengapa baru diumumkan sekarang? seperti halnya sepak bola, karena ini membutuhkan tim yang tangguh, saya harus menanti saat tim saya kuat...Teh Ninih, Anak-anak, Orang Tua. Besar harapan, Allah membuka waktunya, dan Alhamdulillah, pertolongan Allah...kemarin diberi kesempatan dibuka waktunya.

Satu...hikmahnya, bagi saya pribadi, ini saat yang paling tepat untuk menguji apakah selama ini saya menikmati pujian, penghargaan, popularitas, penghormatan, atau saya berjuang karena ingin sesuatu yang saya yakini benar. Alhamdulillah, dengan adanya situasi ini, betapa banyak perhatian dalam aneka bentuk, caci maki, kutukan, ancaman...dan saya sependapat seperti yang dikatakan pak Miftah Faridl, kita harus ikhlas menerima caci maki ini, andai kata kita benar-benar mau komit. Alhamdulillah. ..

Hikmah yang kedua, inilah kesempatan bagi masyarakat. Saya ingin tahu, dakwah saya selama ini mengajak orang komit kepada hukum Allah, aturan Allah, atau baru komit kepada suka Abdullah Gymnastiar. Kalau dia komit kepada hukum, berarti tidak ada masalah. Ini hal yang halal, ini hal yang dibolehkan, bukan dianjurkan.. .ini hal yang, juga Rasulullah tidak melarang, sahabat juga melakukan. Ini hal yang, aturan negara juga memberikan peluang. Ini bukan kejahatan, ini bukan zina, ini bukan
selingkuh... INI HALAL!! Sesuatu yang halal, sesuatu yang boleh, tetapi mengapa sebagian orang sampai seperti itu kata-katanya? Berarti...saya dakwah belum berhasil membuat orang lebih yakin kepada kebenaran dari Allah, baru sampai kepada figur AA Gym. Ini baik hadirin, untuk menguji sampai sejauh mana efek dakwah.

Bagi saya pribadi, ini cobaan yang luar biasa mantapnya. Ternyata, poligami tidak semudah diucap. Setiap hari teruji sekali, bagaimana 2 istri ini dari sudut yang berbeda? belum lagi anak-anak, belum lagi masyarakat.. .menguras. ..AA pemula belum pernah berpoligami sebelumnya.

Guru-guru saya juga jarang yang berpoligami terbuka. Adayang nasihat diam-diam, ada yang memberi nasehat bagus...belum juga. Jadi, untuk terbuka secara nasional, belum ada gurunya. Dan ini tidak mudah, hadirin. Kalau ada gurunya mungkin lebih mudah.

Tetapi, saya yakin, saya bukan melakukan kejahatan. Saya tidak melakukan kemaksiatan, ini legal, ini halal...Bismillah. Hikmahnya, jadi lebih sungguh-sungguh bergantung kepada ALlah. Kepada siapa lagi, selain kepada ALLAH? Maha suci ALlah, mudah2an besok lusa akan nampak karunia ALlah lainnya bagaimana kita sudah serius menggantungkan kepada Allah.

Hikmah untuk istri saya. Adayang bertanya..." AA Gym kurang apa teh Ninih? Teh Ninih baik, pandai, sholehah, cantik." Sulit saya mengemukakan. ..ini adalah tanda cinta saya kepada istri saya. Saya tahu istri saya sangat baik, dan saya ingin istri saya menjadi lebih baik. Saya rindu melihat teh Ninih menjadi bidadari di sorga kelak...dan saya tahu...saya adalah salah satu penghalang yang membuat teteh bisa mencintai Allah sepenuh hati. Siapa suami yang tidak rindu istrinya menjadi pecinta Allah?

Saya pasti mati...Apa yang bisa dilakukan oleh seorang suami yang cinta ke istrinya, kecuali ingin menjadi pecinta Allah yang dapat menjamin dirinya. Tapi, saya susah menjelaskan ini kepada umum. Saya tahu istri saya akan sakit. Tetapi seperti yang disuntik vitamin, mungkin sakit sebentar, besok lusa dia akan lebih kuat. Kalau saya nanti mati, mudah2an inilah warisan terbaik sebagai tanda cinta saya kepada istri saya...Saya percaya betul teteh akan kuat. Ayahnya ulama, nenek-kakeknya ulama, adik-kakaknya orang-orang yang terjaga, dia didoakan banyak orang.

Saya tahu bagaimana teteh bangun malam. Saya ingin teteh hanya mencintai Allah daripada mencintai saya (AA Gym berbicara sambil menangis). Ini benar hadirin...(pada bagian ini, terdapat jeda beberapa detik, karena AA Gym dipeluk oleh seorang koleganya, dan terdengar juga suara tangisan AA Gym. Sebetulnya, di bagian ini, jika mendengarkan rekamannya lebih mengharukan daripada sekedar tulisan di sini. Karena emosinya lebih terdengar, dan pada beberapa bagian kalimat, AA Gym berbicara sambil menangis).

Susahsaya mengungkapan dengan bahasa umum...

Mudah2an besok lusa, cita-cita saya, teteh selama di bumi ini menjadi ulama wanita, yang benar2 sesuai perkataan dan perbuatannya. Saya lihat umat terlalu banyak berkiblat kepada saya, ini tidak sehat. Jarang ada ulama wanita yang begitu penuh(?). Saya harus menggeser cinta para muslimah, mungkin lebih tepat kepada figur seorang ulama wanita. Saya siap menerima caci maki, saya siap dihina orang, saya siap dijauhi orang...mudah2an Allah menerima ini sebagai tanda cinta saya kepada teh Ninih, cinta saya kepada ummat, untuk mendapat figur yang lebih tepat. Wallahualam, Allah lah yang
Maha Tahu. Hanya waktu yang akan memberikan bukti ini.

Mengapa saya berbuat kejam kepada anak2 saya? Bukan kejam. Siapa yang lebih mencintai anaknya selain orangtuanya sendiri? Apakah cinta dengan dibiarkan dia tidak mengenal kebenaran? Apakah cinta dibiarkan dengan segala sesuatu yang enak? Saya ingin anak saya tidak (pernah/terlalu? ) mengatakan sesuatu yang salah tentang hukum Allah. Dia harus mengatakan bahwa ini adalah hukum Allah. Nggak boleh dicacati hati ini terhadap kebenaran dari Allah. Tidak mungkin Allah membolehkan sesuatu yang akan mencelakakan manusia. Tidak mungkin Allah memberikan aturan yang akan mencelakakan dan membinasakan, Allah yang paling tahu tentang manusia.

Saya tahu luka hati Gaida, Ghazi dan beraat sekali bagi saya. Tapi, saya percaya sepenuhnya saya tidak berbuat jahat. Ini adalah kebenaran yang tidak umum dilakukan. Alhamdulillah. Dan saya ingin anak-anak saya kuat, terlatih menghadapi yang sulit. Selama ini enak, dipuji, dihargai. Mereka akan menghadapi teman-temannya, lingkungannya. Saya ingin mereka kuat menjadi anak-anak yang kuat, dan mereka harus belajar berbagi kebahagiaan dengan yang lain.

Alhamdulillah. Tadi pagi sebelum anak-anak pergi ke sekolah...katakan Anakku untuk bapakmu..."harus kuat pak, harus kuat..". Anak-anak memberikan dukungan luar biasa. Saya dapat sms dari gurunya..."Anak- anak AA kuat dan tegar, di sekolah biasa, walaupun saya tahu biasanya yang lain terpuruk".

Saya percaya pertolongan Allah, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan. Untuk daarut tauhiid, inilah saatnya, saudara lebih banyak bergantung kepada Allah daripada kepada Abdullah Gymnastiar. Mungkin akan ada penurunan jumlah jama'ah yang datang, pelatihan, pembeli...kalau saudara bergantung kepada Abdullah Gymnastiar, inilah saatnya saudara kecewa. Yang membagi rezeki bukanlah saya, Allah yang maha kuasa. Kita sudah sering mengatakan," suatu saat jangan bergantung kepada AA". Inilah saatnya. Yang daftar ke MQ Travel ada yang membatalkan, TIDAK APA-APA, BAGUS!! MEREKA
HARUS LURUS NIATNYA!! Bukan karena AA Gym, HARUS KARENA ALLAH!!. Tamu ada yang membatalkan datang ke sini..ITU BAGUS!! Mereka tidak boleh datang karena manusia, mereka harus datang karena mau mencari ilmu, mencari kebenaran. Saya tidak melihat kerugian dengan berkurangnya orang datang, berkurangnya transaksi jual beli, disanalah keberuntungan dari ALlah, agar kita bener-bener tauhiid nya lurus.

Bagi kaum muslimah, yang takut suaminya menikah lagi, yang tiba-tiba menjadi benci kepada teh Rini... Teh Rini hanyalah seorang makhluk yang ditakdirkan oleh Allah menjadi bagian dari terjadinya ketentuan ini. Insya Allah, suatu saat mudah2an teh Ninih bisa menjelaskan apa hikmahnya. Apakah saudara benci kepada sesama wanita sendiri, dengki sehingga seperti yang dikatakan pak Miftah Faridl, berbuat sadis...orang yang berghibah itu orang yang dianggap sadis, karena seperti memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Ini ujian keimanan bagi AKhwat. Bagi lelaki, ikhwan di daarut tauhiid, ini juga ujian keimanan, apakah serta merta ingin melakukan hal yang sama, padahal tidak tahu ilmunya?

Bagi ummat, ini adalah saatnya, mengetes apakah yang dicari selama ini hanya sesuatu yang enak, sesuai dengan seleranya, atau yang dicari yang benar menurut ALlah SWT. Mengapa begitu marah kepada saya? Karena tidak sesuai dengan harapannya. Harusnya, ummat menginginkan saya sesuai dengan harapan Allah, bukan harapannya. Alhamdulillah, akan ada saatnya sebagian orang tidak mau mendengar,menjauh, marah...tetapi saya percaya setiap hati itu adalah dalam genggaman Allah. Saat ini benci, belum tentu besok akan benci. Saat ini mencaci, belum tentu besok akan mencaci. Mengapa? Karena
yang menanamkan cinta bukanlah rekayasa kita, yang menanamkan cinta hanyalah Allah SWT. Insya Allah, bagi saya tidak ada masalah, dihina, dicaci, dikutuk, diancam...ini adalah bagian yang belum pernah saya jalani selama ini.

Saudaraku sekalian, ini akan berproses beberapa waktu. Kalau saudara mengharapkan pertolongan ALlah dan ikhlas, semuanya menjadi mudah. Kalau saudara mencintai dunia, mencintai pujian, penghargaan, bergantung kepada makhluk...inilah saat yang terberat yang saudara jalani. Barang siapa yang Allah baginya, Hasbiyallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mal nassir.

Saudaraku sekalian, mudah2an kedepan dengan ijin ALlah akan terbukti, bentuk cinta seorang suami kepada keluarganya, kepada ummatnya, Insya ALlah. Saya harus kuat menjaga keikhlasan ini, saudarapun teruji kesetiaan, cinta kepada AA. Saya tidak berharap agar rekan2 mencintai, membela saya...Jangankan kepada rekan2, kepada teh Ninih saja..."Mamah, AA tidak menuntut mamah melakukan apapun untuk keputusan yang AA ambil ini". Karena tidak bisa diungkapkan sekarang hikmahnya. Mudah2an rekan2 memaklumi, memaafkan, dan siap. Inilah babak baru dalam kehidupan saya, mungkin
satu-dua tahun ini akan latihan mengembangkan kemampuan. Sebagai penggantinya, mudah2an ibu2 akan...tempat saya digunakan oleh teh Ninih. Mudah2an akan ada figur ulama lain yang bisa mengisi kekosongan ini, pada saatnya mudah2an AA Gym yang tampil lebih layak disebut ulama daripada sekarang ini yang hanya baru belajar berdakwah biasa. Saya membutuhkan situasi dimana teruji keikhlasan, teruji kegigihan, konsisten
dalam kebenaran, apakah karena ALlah ataukah karena mencari kedudukan kepada manusia.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


[Teh Ninih sebagai pembicara kedua]

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. ..

Maha suci Allah, yang melembutkan hati-hati kita. Mudah-mudahan dengan
kelembutan hati, Allah menuntun kita agar kita mudah untuk menerima
kebenaran. Terima kasih AA...saya pribadi merasa bersyukur memiliki suami
yang diberikan karunia yang sangat besar, bisa mengenal Allah sejak sebelum
menikah. Dan saya...banyak evaluasi untuk saya sebagai istri, kurang terima
kasih saya kepada suami, sehingga dengan pernikahan 20 tahun, walaupun saya
sebagai istri sudah mulai dikenalkan dengan Allah oleh orang tua, tetapi
untuk langsung bisa mempraktekan, Alhamdulillah, syariatnya lewat AA.
Hakikatnya Allah SWT yang sayang, Allah memilih AA.

Perjalanan 20 tahun menikah penuh dengan liku, kadang sering tidak setuju
dengan apa yang AA lakukan. Berawal dari bagaimana AA selalu melatih istri
untuk tidak cinta dunia. Sempat terpikir, "Kenapa AA seperti ini, kok
nyiksa istri...?". Tetapi, subhanallah, dengan kesabaran AA, sebagai suami
begitu paham perasaan istri. Dan 20 tahun kemudian, inilah saatnya, latihan
demi latihan yang luar biasa ujian besar. Di saat istri sangat cinta kepada
suami, karena suami sedang diuji dengan penghormatan, dan suami juga selalu
memuji istri. Nah, pada saat inilah, subhanallah, Allah mendatangkan
kejadian yang menguji keikhlasan istri. Maka yang pertama kali, hikmah dari
kejadian ini, "Ya Allah, saya sedang diuji dengan kemudahan, dengan
penghormatan" . Dan suami begitu bangga kepada saya, kadang terucap dalam
hati, dalam pikiran..."inilah saya yang paling hebat, yang bisa mengantarkan suami saya menjadi hebat seperti ini"...Allah nggak suka, Allah Maha Cemburu..."Bukan karena engkau...", bukan karena saya sebagai istri, tapi Allah yang menuntun,
Allah yang memberikan kekuatan kepada suami. Maka, Allah mendatangkan
seorang wanita yang AA pilih sebagai istrinya.

Awalnya, hancurlah sudah perasaan diriku...tapi, subhanallah, terus minta
kepada Allah...oh, ternyata nggak ada yang hebat, tidak ada yang hebat,
yang hebat hanya Allah. Itulah ujian keikhlasan, sehingga akhirnya...ketika
tahu bahwa AA sudah menikah, subhanallah, pasti ini ada hikmahnya, pasti
ada hikmahnya. Langsung merujuk apakah ini akan mengikuti nafsu saya takut
kehilangan.. .kehilangan. ..nama istri AA Gym yang hebat, atau merujuk kepada
hukum Allah. Istikharah, sujud, minta tolong, sambil menangis...dan,
subhanallah, ketika hati kita lembut, itu terasa sekali penghambaan kita
kepada Allah, minta yang terbaik...minta yang terbaik. Dan, Allah
membukakan hati bahwa apa yang dilakukan suami saya ini adalah sebuah
kebenaran. Saya harus berjuang untuk memanage nafsu...memanage nafsu.

Dan, yang kedua, hikmahnya adalah, setelah meyakini bahwa ini sebuah
kebenaran, disinilah benar, bahwa dengan poligami itu sangat komplit,
bagaimana manajemen qalbu bisa dilatih semuanya. Yang pertama, bagaimana

melatih supaya tidak dengki kepada orang. Di saat ada orangnya, dengki
tidak? padahal hati terusik. Kalau saya dengki, berarti terhalang saya
untuk mendekat kepada Allah. Kemudian yang kedua, evaluasi untuk diri.
Apakah ini, saya termasuk tamak, tidak mau berbagi? Padahal selama ini, di
hadits, di Quran...bahwa kita harus mencintai saudara seiman seperti
mencintai diri sendiri. Saya punya suami yang begitu hebat, sholeh, kaya,
cakep...ini orang yang paling saya cintai, bisa nggak berbagi kepada sesama
muslimah. Ternyata tidak mudah AA...(terdengar audiens dan Teh Ninih
sendiri tersenyum/tertawa ringan)...ngejungke l(terjungkal) juga yah?
Istilahnya.. .AA takut sama yang lain. Tapi, subhanallah, dengan pertolongan
Allah, terus diberikan pemahaman... pemahaman. Berarti
saya nggak boleh mundur, ini kesempatan, harus lulus...harus lulus...harus
bisa.

Itu hikmah yang kedua, dan yang terakhir, barangkali ini satu harapan dari
Teteh sebagai...sebagai orang yang dipilih mendampingi AA dalam berjuang.
Di saat melihat akhwat, perilaku kepada teh Rini khususnya, sangat beragam.
Sampai ada yang ingin menjenggut katanya kalau ketemu, ingin menjambak, ada
yang malah sampai...disihir aja katanya, A, diguna-guna. Wah, udah
macem-macem. Pokoknya, subhanallah, ini sebuah pelajaran untuk saya secara
pribadi...oh, berarti sikap wanita itu sangat beragam, dan saya tidak bisa
menuntut akhwat sama, semua legowo, semua memaafkan... tapi inilah tanggung
jawab seorang pendakwah, seperti apa yang AA tadi sampaikan. Jadi, maaf
sekali...Teteh menghargai sekali yang sayang kepada teteh mungkin sangat
ingin, membalas lah...kalau itu dikatakan ketidaksukaan, bagaimana menjadi
seorang anak atau santrinya membela gurunya, untuk supaya tidak sakit.
Tapi, tolong...berperilak ulah, perilaku yang baik, karena walau
bagaimanapun teteh sekarang mulai
berfikir...saya bersyukur dan berterima kasih kepada teh Rini yang menjadi
jalan saya bisa evaluasi, sejauh mana keseriusan(? ) saya taat kepada suami,
sejauh mana saya berlatih untuk berbagi, berlatih untuk tidak dengki,
berlatih untuk memaafkan orang yang sepertinya menyakiti. Seperti itu A,
terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

[Penjelasan Aa Gym]

Mengapa dipilih Alfarini? Seorang yang baru masuk ke sini (DT). Saya lebih
mendasarkan kepada istikharah, satu tahun, kurang lebih. Kalau baik,
mudahkan...kalau tidak baik, jangan pernah terjadi. Saya tidak memilih
karena saya mencintai berlebih. Tidak bisa dipungkiri Alfarini dikaruniai
sesuatu yang menarik perhatian, tetapi .(ada satu kata yang tidak
jelas)...sadar, saya tidak mau hanya karena itu.

Nah, rekan-rekan sekalian. Alfarini usianya hari ini genap 38 tahun.
Alfarini, kakeknya adalah...neneknya adik-kakak dengan orangtuanya pak
Habibie. Jadi, ini lahir di keluarga besar pak Habibie. SD, SMP nya di
Al-Azhar, SMA di Surabaya, kuliah di UNAIR. Yang saya dengar, memiliki
kecerdasan memadai, tanding dengan teh Ninih yang tidak pernah rangking 2,
kecuali rangking 1 terus. IP nya 3,6. Saya pilih, diantara hikmahnya adalah
karena ketabahan dan kesabarannya menghadapi situasi-situasi yang sangat
berat dalam kehidupannya. Ibunya sudah stroke, ayahnya sudah uzur, pikun.
Dia harus memikul tanggung jawab atas keluarganya seorang diri. Sudah
janda, anaknya 3, usianya selisih setahun dengan istri saya. Dan teruji
dalam situasi yang saaangat berat seperti ini, dimana saya tidak bisa
mendampingi teh Rini dihina, dicaci, dimaki begitu banyak orang, dia harus
menghadapinya seorang diri. Maha Suci Allah, yang membuka sedikit demi
sedikit hikmah.

Sahabat saya Hari Sudarsono, yang membangun pesantren ini dari awal, baru
saya tahu bahwa itu adalah saudara dekatnya, dan beliaulah, Hari Sudarsono
lah yang menceritakan. Jadi, kalau selama ini ada informasi yang simpang
siur, siapakah wanita ini? Jangan...jangan disisipkan intel dan sebagainya.
Semakin lama, semakin saya kenali, Qiyamul Lailnya, standarnya adalah jam
setengah 2 pagi, jam 2 pagi. Kesabarannya, alhamdulillah, saya syukuri.
Tentu banyak kekurangan-kekurang an sebagai manusia, tetapi sesudah ijab
qabul, saya sebagai suaminya memikul tanggung jawab untuk bisa membuat
istri saya ini menjadi bagian dari dakwah ini. Mudah-mudahan Teteh bisa
menjadi Kakak, berikut gurunya. Saya harap saudara tidak berburuk sangka
kepada istri saya yang kedua ini. Dia adalah bagian dari takdir ini, teteh
akan berubah menjadi lebih baik, insya Allah, syariatnya hadirnya Rini.
Anak-anak saya lebih dekat dengan Allah, syariatnya dengan hadirnya
Alfarini. Saya bisa belajar untuk terus
mengubah diri, syariatnya adalah ditakdirkannya ada wanita bernama
Alfarini.

Kenapa tidak dipilih dari anak Kyai yang sudah jadi? Mungkin takdir ini
membuktikan bahwa menikahi itu harus bertanggung jawab memperbaiki, maaf,
meningkatkan. Teh Ninih orangtuanya ulama, sudah jadi dari awal, saya hanya
tinggal memoles. Alfarini, pengetahuan agamanya tidak sebanyak
saudara-saudara, namun banyak juga pengetahuan dan pengalaman lainnya yang
mungkin saudara belum memiliki. (sampai sini, rekaman terputus...)

Tulisan yang masih berkaitan:



1 comment:

  1. Assalamu`alaikum Wr. Wb.
    Segala Puji Bagi Alloh yg telah mengaruniakan Nikmat kpd Kita semua...
    Adalah lumrah kita mengkritisi perilaku seorang Publik Vigure, tak terkecuali Aa` Gym.
    Namun yg jadi pertanyaan Saya adalah, apakah kita telah benar2 menguasai Ilmu yg memadai untuk pengkritisan itu sendiri...???
    dan apakah kita yang buta, tuli, dan bebal untuk menangkap Kebenaran yg hakiki???
    Alloh saja tidak melarang, kenapa pula kita yang sibuk menghukum Aa` Gym dg opini kita???
    Sebenarnya, ketika kita bicara Islam siapa yg menentukan hukumnya, Saya, Anda, atau Alloh...??

    ReplyDelete