31 May 2006

Klaten dan Yogya Masih Butuh Bantuan

Hari ini saya bertemu seorang teman dari Klaten. Namanya Luji. Kami ngobrol seputar kabar Klaten dan Jogja pascagempa. Ia mengatakan, sampai saat ini masih ada baberapa lokasi gempa yang sama sekali belum tersentuh bantuan.

Lokasi gempa yang sulit dijangkau, jalan-jalan yang retak-retak, menjadi kendala pendistribusian bantuan. Meski demikian, di lokasi yang sebenarnya masih bisa dijangkau, seperti di dekat Prambanan, ternyata masih ada yang belum menerima bantuan.

Inilah yang menjadi masalah. Di sepanjang Jalan Solo-Jogja ternyata mobil-mobil pengangkut bantuan dihentikan oleh warga-warga di jalan. "Mereka sudah seperti preman. Kita nggak mau kasih gimana, karena mereka juga butuh bantuan," kata Luji.

Akibatnya kiriman bantuan itu tidak sampai di tempat lokasi hingga ke pedalaman. Penghentian bantuan oleh warga itu masih terjadi hingga hari ini. Ketika pagi tadi hendak ke Semarang, ia masih menjumpai warga yang bergerombol di pinggir jalan, menghentikan mobil pengakut bantuan yang lewat. "Bahkan ada mobil pribadi yang dihentikan," tambahnya.

"Ada yang menolak diturunkan. Seperti FPI, mereka berani menolak. Kalau berani kayak gitu, bantuan bisa sampai ke tempat tujuan. Tapi kalau kita cuma sedikit, kita nggak bisa melawan. Mereka jumlahnya banyak," terang Luji.

Ia menyarankan bagi teman-teman yang akan menyalurkan bantuan ke Klaten bisa lewat jalur dalam, tidak melewati Jalan Solo-Jogja, tapi melewati jalur Magelang.

Sementara kendala penyaluran bantuan juga terjadi di Jogja. Posko Utama letaknya jauh dari lokasi gempa. "Seperti warga dari Imogiri, jaraknya sekitar 17 Kilometer ke posko utama. Hanya sebagian warga yang mengambil bantuan ke posko."

"Banyak sekali sms yang masuk ke hp saya. Saya hanya bisa menangis membaca sms itu. Teman-teman saya sampai sekarang masih belum mendapat bantuan," ucapnya sambil menunjukkan sms-sms itu ke saya.

Luji sendiri sebenarnya juga menjadi salah satu korban gempa di Klaten. Rumahnya telah rata dengan tanah. "Tapi saya sangat bersyukur, keluarga saya selamat. Saya hanya bisa bantu dengan mencari dukungan dari teman-teman di luar Klaten dan Jogja," katanya.

Tak lama kemudian Luji minta pamit. Sore ini dia akan menjadi pemandu bagi para relawan dari Sastra Undip. Mereka akan bertolak menuju Klaten. Teman-teman mahasiswa itu membawa bantuan yang telah berhasil terkumpul dari para mahasiswa dan dosen serta karyawan di lingkungan kampus. Sementara penggalangan dana masih terus dilakukan.

Bagi teman-teman yang ingin membantu atau ingin mengetahui kondisi lokasi pascagempa, bisa menghubungi Luji di nomor telepon 081575144821. Teman-teman juga bisa menyalurkan bantuan ke posko "Sastra Peduli Jogja dan Jateng" di sekretariat BEM Sastra Undip (baca: Mahasiswa Sastra Galang Bantuan Korban Gempa Yogya)

bisa menghubungi saya di 081802422603, atau bisa titip ke rek no 0033357690 atas nama Muhamad Sulhanudin, BNI Cab. Undip Pleburan. Insya Alloh bantuan akan sampai tepat kepada yang sangat membutuhkan.


Versi lain tulisan ini dipublikasikan di Suara Merdeka CyberNews

Tulisan yang masih berkaitan:



2 comments:

  1. Sabtu, 3 Juni sekitar jam 9 pagi, teman-teman Sastra Undip bertolak dari Semarang menuju Jogja. Mereka membawa sejumlah bahan makanan, obat-obatan, pakaian, air meniral, terpal/tenda, pakian dalam, pembalut (haha), dll.

    Mereka bareng teman-teman dari Universitas Serang. Mereka akan menuju Klaten. Di sana mereka akan bertemu relawan dari Solo. Selanjutnya mereka akan menuju salah satu tempat yang sampai tadi siang dikabarkan masih sangat butuh bantuan. nama daerahnya aku lupa.

    aku sendiri tak ikut. tiap hari aku kerja. beberapa waktu ini juga lagi nyelesaikan majalah.

    ReplyDelete